Ketika Mereka Mengamankan, Ada Keluarga Yang Dirindukan



         Sebelum memberikan ulasan, saya akan langsung membuka tulisan kali ini dengan ucapan Terima Kasih. Lebih tepatnya, Beribu ribu ucapan terima kasih kepada para aparat keamanan, entah itu TNI, terlebih Polisi, bahkan hingga kakak-kakak Pramuka.

 Sumber : Google


            Mengakhiri bulan ramadhan, di minggu-minggu akhir kita akan disibukkan dengan aktifitas yang dikenal dengan sebutan “mudik”. Di Indonesia, mudik diartikan sebagai suatu kegiatan kunjungan ke kampung halaman untuk merayakan hari raya (dalam hal ini saya akan membahas terkait Idul Fitri). Idul Fitri sendiri dianggap sebagai saat yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, dengan tujuan utama yaitu untuk mempererat tali silaturahmi keluarga dan bertatap muka untuk saling maaf memaafkan.
           
Tidak banyak yang memperhatikan kondisi ini, marilah belajar menghargai.
Dalam setiap proses mudik. Ada beberapa hal yang selalu diharapakan. Sebut saja Keamanan dan Kenyamanan. Terlebih dalam hal Lalu Lintas. Proses mudik sendiri tidak akan jauh dengan yang namanya Lalu Lintas. Entah kita akan melakukannya melalui jalur udara, laut atau terlebih lagi jika menggunakan jalur darat.
Polisi atau aparat keamanan adalah orang yang akan sering kita temui dalam perjalanan. Tugas mereka adalah menciptakan Rasa Aman dan Rasa Nyaman bagi para pemudik. Setiap regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah ketika masa mudik, akan menjadi tanggung jawab aparat keamanan sebagai orang yang bertugas di lapangan.
Buktinya sangat nyata dan sangat mudah ditemui. Coba kita lihat bersama.
            Pertama, di minggu-minggu akhir bulan ramadhan, kita akan lebih sering menjumpai “Pos-pos istirahat” bagi para pemudik, yang dijaga oleh para aparat kemananan. Terutama bagi meraka yang melakukan perjalanan melalui jalur darat. Di beberapa titik, akan ada pos yang disediakan untuk bersitirahat bahkan hingga dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan dan layanan lainnya.
            Kedua, banyakan mana intensitas polisi lalu lintas ketika memasuki hari raya jika dibandingkan dengan hari biasa? Pasti lebih banyak ketika menjelang hari raya. Lalu, ada yang bilang, ‘tapi itukan sudah memang tugas mereka?’, iyah itu memang tugas mereka, tapi adakah yang menyadari bahwa semua itu dilakukan hanya untuk memberikan Rasa Aman dan Rasa Nyaman bagi para pemudik? Saya rasa tidak semuanya menyadari hal tersebut.
           
            Kedua hal tersebut adalah hal yang begitu nyata kita saksikan setiap tahunnya. Apa yang ingin saya bahas disini adalah bagaimana kita mengatur sebuah pola pikir dalam melihat suatu kondisi. Mungkin bagi kita, ketika mendengar kata Polisi maka tidak sedikit yang menggerutu dan memberikan kesan yang negatif. Tapi marilah coba dilihat sisi lain dari kehidupan Polisi atau aparat keamanan lainnya.

Mereka juga memiliki keluarga yang dirindukan.
Saya sudah bertahun-tahun mengamati hal ini, namun baru kali ini memiliki kesempatan untuk menulisnya, setelah biasanya saya hanya bisa melakukan posting di instagram sebagai bentuk ucapan terima kasih.

            Terkadang kita terlihat egois di jalanan. Seakan-akan hanya kita yang memiliki keluarga yang ingin dikunjungi, seakan-akan hanya kita yang rindu dengan keluarga di rumah. Yang kita inginkan hanyalah tiba di rumah secepat mungkin, dan senyaman mungkin. Tapi kita tidak mengindahkan orang-orang yang berusaha memberikan kita kenyamanan di jalanan.
            Saya selaku penulis juga merupakan pemudik, lebih tepatnya lagi pemudik yang memanfaatkan jalur darat dan jalur laut. Tidak jarang, saya melihat orang-orang yang begitu sulit untuk diatur, bahkan tak jarang justru memberikan perlawanan bagi para aparat keamanan. Dan itu menyedihkan menurut saya. Itulah letak keegoisan kita. Apa salahnya kita mematuhi perintah mereka? Apa susahnya kita sekedar memberikan senyuman kepada mereka? Percayalah, senyuman dan sapaan kita akan sangat bermakna bagi mereka yang bertugas.

            Salam Hormat Pak Polisi (atau siapapun anda yang bertugas), saya yakin ketika mengemban tugas, tak jarang anda juga mengeluhkan sifat para pengguna jalan raya. Dalam setiap keringat anda, saya yakin tak jarang anda berharap agar tugas ini dapat selesai secepatnya. Anda berdiri dengan gagah berani di tengah jalan raya, bermodalkan rompi, tongkat dan masker anda berusaha mengatur arah.
            Bapak/Ibu Polisi. Anda mungkin tidak mengenal kami semua. Hanya berdalih “Tugas Negara” maka dengan sigap anda merekayasa kamananan dan kenyamanan para pelaku lalu lintas.
            Bapak/Ibu Polisi, bagaimana dengan keluarga anda di rumah? Saya yakin anda juga merindukan keluarga di rumah dan begitupun keluarga anda, pasti juga ingin melihat anda berkumpul dan bercanda tawa.
            Siapa sangka? Dibalik gegap gempita keceriaan masyarakat, ada keluarga lain yang penuh harap agar anda berada dalam llingkaran keluarga. Setelah anda mengamankan arus mudik, tugas anda pun masih akan dilanjutkan dengan mengamankan arus balik, sungguh “tugas negara” ini pasti sangat melelahkan. Anda sudah terlalu banyak berkorban untuk orang-orang yang bahkan tidak anda kenal semuanya.
            Saya berharap, agar semua pengabdian (para aparat keamanan), dapat menjadi amal ibadah bagi anda semua para “Pelopor Keselamatan Berkendara”. Terima kasih pula kepada Bapak/Ibu polisi yang tidak beragama muslim, modal anda hanyalah “Perintah”, begitu simpel terdengar, tapi begitu bermakna manfaatnya.  Percayalah, sungguh tidak ada yang sia-sia.

Kata Si Negarawan:
Mari kita belajar saling menghargai dan tidak ingin menang sendiri.
Posisikan diri seperti sedang memainkan banyak peran,
Agar kita memiliki alasan untuk membendung keegoisan.

Terima kasih kepada setiap pihak yang sudah berkontribusi untuk memberikan Rasa Aman dan Rasa Nyaman bagi para pemudik sehingga bisa berkumpul bersama keluarga di rumah. Bagi anda yang bertugas, semoga kerelaan anda untuk menunda waktu berkumpul bersama keluarga mampu terbayar.

Terima kasih kepada Bapak/Ibu Polisi,
Terima kasih kepada TNI,
Terima kasih kepada para petugas transportasi umum, dan
Terima kasih kepada petugas lapangan lainnya

Yang sudah dengan besar hati menjalani tugas negara yang mulia ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ikatan Duta Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat

Mengenal Lebih Dalam Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Lombok Sumbawa

Tanya-Jawab Duta Bahasa NTB 2016 Tentang Universitas Mataram