Tanya-Jawab Duta Bahasa NTB 2016 Tentang Universitas Mataram
Beberapa waktu yang lalu, saya mencoba membuka kembali beberapa file yang di laptop. Dan di antaranya saya menemukan sebuah file yang berisikan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pasangan Duta Bahasa saya pada tahun 2016 lalu, yaitu Baiq Tiffani Berlinda.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seputar keadaan Universitas Mataram, Terutama dari sisi Mahasiswa dan Organisasi Kemahasiswaannya. Entah jawaban ini sudah dipublikasikan atau belum oleh Fani, namun kali ini saya mencoba mempublikasikannya di dalam blog pribadi saya.
Siapa tahu apa yang tertuang dalam tanya-jawab ini masih relevan dengan keadaan Universitas Mataram saat ini.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
---------------------------------------------------
1. Gimana pandangan anda tentang Unram sebelum menjadi
mahasiswa?
Sebelum menjadi mahasiswa, saya sama sekali tidak
memiliki gambaran tentang Unram, terlebih lagi, saya belum pernah berkunjung ke
Mataram jadi sama sekali tidak terlalu mengetahui Unram itu seperti apa, selain
dari sebuah kampus Negeri besar
di NTB.
2. Lalu setelah menjadi mahasiswa, apakah pandangan
tersebut masih sama?
Pandangan yang sama adalah pandangan saya bahwa
Unram merupakan kampus negeri yang besar di
NTB, dan itu memang benar adanya.
3.Apa hal yang memutuskan untuk masuk Unram?
Masuk Unram merupakan hasil dari hitung-hitungan
rumus memilih perguruan tinggi ketika mengikuti tes SNMPTN Tulis (saat ini
SBMPTN). Saat itu Unram hanya pilihan alternatif, dikarenakan saat itu (tahun
2012) Unram belum menyediakan program studi Ilmu Komunikasi. Andaikan saja saat
itu Unram sudah menyediakan program studi Ilmu Komunikasi, maka tanpa berfikir
panjang Unram akan menjadi pilihan utama (saat
itu).
4.Hal yang sudah bagus dan harus dipertahankan oleh
Unram
Lebih tepatnya sudah bagus dan harus ditingkatkan
lagi. Pembangunan fasilitas kemahasiswaan, manajemen orientasi organisasi
kemahasiswaan dan konsep pelaksanaan ospek.
5.Hal yang masih kurang dan jauh dari kata baik?
Manajemen pintu masuk-keluar kampus. Awal tahun 2014
merupakan pertama kali Unram menerapkan sistem buka-tutup dan mensyaratkan
untuk menunjukkan Kartu Identitas sebelum memasuki area kampus, sistem ini
awalnya diniatkan untuk salah satunya agar mampu mengurangi tingkat kehilangan
kendaraan mahasiswa di area kampus, namun hingga saat ini (2016) kabar terkait hilangnya
kendaraan mahasiswa di area kampus masih juga terdengar. Sistem ini saya
katakan masih kurang baik dikarenakan tidak memenuhi asas efektif dan efisien.
Terkadang antrian di pintu selatan Unram begitu panjang di pagi hari, dan
terkadang ketika memasuki siang hari, penjagaan sudah kembali longgar dan tidak
ada pemeriksaan. Adapun di awal 2017, pasukan pengamanan (satpam) diperbanyak
di area pintu masuk, adapula aturan menunjukkan STNK sebelum meninggalkan
kampus. Lagi-lagi ini masih kurang tepat dan sekali lagi berjalan hanya pada
waktu tertentu. Yang harus dilakukan Unram adalah memanfaatkan gerbang berbasis
mesin (mesinnya sudah terpampang di seluruh gerbang Unram), yang memiliki
tingkat keamaan lebih tinggi dan efisien dari segi waktu, sehingga tugas satpam
dapat dialihkan ke dalam kampus untuk mengawasi hal lainnya.
6. Hal yang harus dibenahi dalam waktu dekat?
Selain sistem masuk, Unram juga harus memperhatikan
pelaksanaan Orientasi Pengenalan Kehidupan Kampus (Ospek). Ospek yang berjalan
di tingkat Universitas saat ini sudah bagus, namun ketika berlanjut ke tingkat
fakultas maka tidak ada keseragaman dalam pelaksanaannya. Di beberapa fakultas
masih ada yang memberlakukan perpeloncoan
dan di fakultas lain sudah lebih modern. Usia Unram saat ini sudah
menyentuh angka 54 tahun, dan saat ini dunia sudah memasuki dunia global.
Artinya, pelaksanaan ospek kita perlu pendewasaan dan inovasi. Pilihannya
simpel, ingin mengikuti beberapa perguruan tinggi yang setiap ospek selalu
memakan korban jiwa, atau mengikuti sistem ospek beberapa kampus yang asik,
nyaman dan terkadang memecahkan rekor karena kreativitasnya? Itulah dia
pendewasaan yang dimaksud. Simpelnya begini, Untuk membentuk rasa kepemilikan
dari mahasiswa baru, maka kita perlu menciptakan sesuatu yang dapat mereka
banggakan, dan untuk menciptakan sesuatu yang dapat mereka banggakan, maka
mereka butuh dilibatkan. Sehingga ketika telah adanya sinergi positif antara
ide-ide kreatif dosen-mahasiswa maka akan lahir sebuah generasi militan yang
memiliki rasa kepemilikan yang begitu besar terhadap Unram, bukan generasi
apatis yang hanya mau bergerak ketika dibentak.
7. Untuk hal apa yang perlu perbaikan jangka panjang?
Kolaborasi antara birokrat dan organsiasi mahasiswa.
Di Unram kita belum melihat kolaborasi hebat, kolaborasi epic, kolaborasi
spektakuler antara mahasiswa dan birokrat kampus, entah itu rektorat maupun
dekanat. Kalaupun ada, itu mungkin hanya sebagian kecil. Kembali lagi berbicara
mengenai Usia, usia Unram sudah menyentuh angka 54, artinya sudah saatnya bagi
Unram untuk membina hubungan baik antara birokrat dengan mahasiswa. Mengapa itu
perlu? Sebuah kampus akan menjadi besar, ketika apapun yang dikerjakan birokrat
mendapat dukungan penuh dari mahasiswa, dan begitupun mahasiswa akan mampu
mengembangkan kreativitasnya hingga tingkat internasional, jika kampus mampu
memberi dukungannya. Mari kita ambil contoh kecil, berita ini masih belum basi,
yaitu terkait dengan Bapak Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,
ketika beliau memutuskan untuk mengundurkan diri karena masalah yang menjerat
kampus akibat dari tingkah mahasiswanya (kita bukan membahas apa yang dilakukan
mahasiswanya), bisa dilihat berapa petisi yang lahir, bisa dilihat berapa ribu
dukungan untuk Bapak Rektor UII kala itu? Rasa militansi seperti itulah yang
belum terbangun di Unram. Semua itu bisa terjadi karena kedua belah pihak
begitu terbuka untuk saling mendukung satu sama lain. Inilah yang diperlukan Unram.
Kita tidak butuh mahasiswa yang selalu bergerak di garis oposisi seakan-akan
birokrat selalu salah dalam setiap kebijakannya. Kita tidak butuh birokrat yang
berjalan sendiri seakan-akan di kampus ini tidak ada mahasiswanya atau
seakan-akan semua mahasiswa bersifat oposisi pada birokrat. Kita hanya kurang
ruang untuk duduk bersama dan bercengkrama.
8. Kontribusi apa yang dapat mahasiswa lakukan dalam
menanggulangi masalah di kampus?
Yang kita butuhkan adalah mereka yang tidak sekedar
memproduksi keluhan, melainkan mereka yang siapkan turun tangan untuk mencari
jalan keluar. Salah satunya adalah melalui organisasi kemahasiswaan atau
melalui prestasi-prestasi lainnya. Ibarat memberikan lilin dalam kegelapan.
Mahasiswa Unram memiliki tugas untuk membangun citra Unram di tengah
masyarakat, bukan justru menjadi benalu yang memperburuk citra Unram.
9. Sudah sejauh mana
pergerakan ormawa di Unram (akademik dan non akademik)?
Saya tidak mengetahui secara keseluruhan, tapi
sepengetahuan saya, ada organisasi yang memiliki pengkaderan yang terstruktur
dan sistematis sehingga selalu memiliki program yang selalu berkembang setiap
tahunnya. Namun, tidak bisa dipungkiri ada juga ormawa yang bermasalah dengan
pihak birokrat (entah apapun masalahnya). Tapi bagaimanapun juga, selama mereka
bergerak sesuai dengan garis besar haluan organisasi, sesuai dengan rencana
strategis organisasi dan sesuai dengan visi misi organisasi, ditambah dengan
sistem pengkaderan dan penerusan kepemimpinan yang terstruktur dengan baik,
maka pergerakan ormawa itu dapat dikatakan berakselerasi dengan baik.
10. Kinerja dari tahun ke tahun?
Saya tidak berani bicara terlalu jauh, namun selama
program kerja mereka memiliki peningkatan, selama mereka mencoba hal baru yang
lebih spektakuler,
maka dapat dikatakan kinerja (organisasi
tersebut) membaik tahun ke tahun.
11. Kunci organisasi agar tetap eksis dan berkembang
Setiap organisasi memiliki orientasi. Dan orientasi
organsasi di kampus sudah sangat jelas. Hanya ada keilmuan dan penalaran, ada
minat dan bakat bahkan ada pula organisasi pergerakan untuk organisasi sekelas
BEM dan keagamaan sekelas Lembaga Dakwah Kampus. Organsasi yang baik adalah
ketika mereka mampu memposiskan dirinya sesuai orientasinya. HMJ / Hima
bergerak dalam keilmuan dan penalaran (dan organisasi akademik lainnya), ada
pula organisasi olahraga untuk bidang minat dan bakat. Selama mereka bergerak
sesuai orientasi, mengiktui GBHO, memahami rencana strategis, memiliki visi
misi, sistem kaderisasi yang jelas serta
memiliki target dan tolak ukur, maka organsiasi itu dapat eksis dan tetap
berkembang.
12. Bagaimana pengaruh keputusan Rektor terhadap
keberhasilan organisasi?
Pada dasarnya kreativitas mahasiswa tidak ada batas,
namun bagaimanapun juga, sebagai sebuah organisasi yang dimiliki lembaga,
artinya organisasi ini tentu memiliki atasan, dan atasan dalam hal ini Rektor
tentu berhak mengeluarkan kebijakan. Jika dikatakan bahwa kebijakan rektor
dapat mempengaruhi keberhasilan organisasi, itu mungkin saja. Namun, ini
tergantung bagaimana organisasi tersebut memandang sebuah kebijakan dari
Rektor. Pada dasarnya, tidak ada kebijakan yang dikeluarkan tanpa sebuah
alasan, dan tidak ada juga kebijakan yang dikerluarkan tanpa pengkajian. Apa yang
seharusnya dilakukan oleh organisasi adalah, mencari celah untuk tetap bergerak
dan berkreativitas di atas kebijakan yang sudah diberlakukan. Logika simpelnya
begini, sebuah kebijakan, itu bersifat mutlak dan harus dipatuhi, untuk suatu
organsasi yang hanya memiliki masa kepemimpinan selama satu tahun, maka pilihan
yang dimiliki adalah apakah anda (organisasi) akan terus menolak kebijakan,
dengan melakukan aksi atau reaksi lainnya, dibandingkan anda (organisasi) terus
mengasah kreativitas mencari celah untuk dapat berkembang di balik kebijakan
yang ada. Ingatlah bahwa setiap keputusan yang anda ambil akan memberi
pelajaran pada generasi lainnya, artinya ketika kita mengambil aksi positif,
maka akan tertanam pikiran positif pada anggota lainnya, begitupun sebaliknya. Jadi, jika ingin eksis,
kreatiflah.
13. Masalah terbesar dalam organisasi?
Tidak paham orientasi organisasi, tidak mengerti
GBHO/AD/ART, tidak memiliki rencana strategis (renstra), buta visi misi, dan
yang paling parah tidak dapat melakukan kaderisasi dengan baik. Dan terkadang
senioritas pun menajdi masalah bagi organisasi, ketika senioritas itu tidak
mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, artinya pola fikir pola fikir
yang dibangun adalah pola fikir yang tidak sesuai dengan keadaan aktual.
14.Pengaruh mahasiswa terhadap kemajuan fakultas dan
universitas?
Masyarakat kampus terdiri dari mahasiswa, dosen /
pejabat, dan pegawai. Ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Artinya ketika
mahasiswanya produktif dalam hal ini berprestasi dan kreatf, maka akan berdampak
pada akreditasi fakultas dan universitas. Karena tingkat partisipasi mahasiswa
dalam kegiatan kemahasiswaan juga menjadi penilaian, begitupun terkait kegiatan
yang dilaksanakan oleh organisasi kemahasiswaan, ketika program yang
dilaksanakan bagus, maka sangat berpengaruh pada akreditasi kampus.
15. Seberapa penting mahasiswa perlu berorganisasi?
Ketika anda peduli pada kampus, maka
berorganisasilah. Ketika anda ingin mendapatkan ilmu yang tidak diajarkan di
dalam kelas, maka berorgansasilah. Ketika anda lelah memproduksi keluhan, maka
berorganisasilah. Organisasi memang bukan segala galanya, namun bisa jadi
melalui organsasi kita akan mendapatkan segala galanya. Jika ditanyakan
seberapa penting? Ini memiliki nilai tersendiri bagi setiap individu, namun menurut
saya, jika anda ingin memiliki
nilai tambah dan berbeda dari yang lainnya, maka berorganisasilah. Organisasi dapat menjadi gudang ilmu, media pengabdian
dan media mendekatkan diri dengan masyarakat.
16. Seperti apa unram yang anda cita-citakan?
Unram yang produktif. Unram yang menasional (tidak
perlu terlalu jauh untuk mendunia) dan Unram yang bermanfaat untuk masyarakat
di sekitar NTB.
17. Langkah yang dapat unram lakukan untuk cita-cita
yang anda harapkan?
Berbenah dan KOLABORASI. “we need all hands on deck”
18. Jika sudah lulus, hal yang akan dilakukan untuk
unram?
Tidak ada hal berarti selain mempromosikannya pada
masyarakat lain di luar NTB sana. Agar Unram bukan menjadi pilihan alternatif,
melainkan pilihan utama.
19. Sejauh mana pentingnya IKA bagi Unram?
IKA sejatinya memiliki makna yang mulia, tidak
sekedar tempat berkumpulnya alumni, namun ini tentang koneksi. IKA seharusnya
mampu menjadi tempat lahirnya motivasi yang menunjukkan “akan menjadi apa jika
anda kuliah di unram”. IKA adalah perwujudan bagi anda (yang saat ini menjadi
mahasiswa) di masa depan nanti. IKA dikatakan sebagai suatu koneksi karena
nantinya IKA harus mampu menjadi kekuatan kuat dari luar kampus yang tetap
menyumbangkan pikiran-pikirannya untuk kebaikan Unram. Dan lebih jauh lagi, IKA
harusnya menjadi kekuatan untuk membantu pemberian beasiswa bagi mahasiswa
tidak mampu di Unram.
20. Cara membentuk loyalitas dan kebanggaan terhadap
kampus.
Loyalitas dan kebanggaan terhadap kampus dibangun
dengan diawali pada keterlibatan mahasiswa. Keterlibatan pada diskusi, dan
keterlibatan pada eksekusi. Rencanakan
sesuatu yang spektakuler, dan libatkan mahasiswa. Atau dengarkan aspirasi yang
dimiliki mahasiswa dan beri dukungan. Itulah kira-kira yang perlu dibangun dari
sisi eksternal personal. Namun dari segi internal, mahasiswa juga harus
memiliki pola fikir “Lebih baik menjadi bagian dari yang membesarkan nama
kampus, daripada sekedar menjadi
penikmat dari besarnya nama kampus”
------
Semoga saja masih ada beberapa hal yang relevan dengan keadaan saat ini dan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Sampai bertemu di tulisan selanjutnya :)
Sampai bertemu di tulisan selanjutnya :)
-Si Negarawan-
Komentar
Posting Komentar